Selasa, 24 November 2009

HANCUR HATIKU


Akhirnya, saat itu datang juga. Undangannya tlah disebar, walaupun belum ada yang kuterima, kemungkinan aku nggak diundang atau undangannya belum nyampe. Wajah santai tanpa ekspresi apa-apa saat ada yang bilang kalo dia tlah diundang, aku berusaha setegarnya di depan orang itu, tapi dibelakangnya air mata ini langsung mengguyur tak terbendung lagi. Jujur, slama ini aku nggak pernah percaya kalo dia benar2 bakal meried, aku anggap ne hanya cerita bohongnya agar aku melepas dan melupakannya, karna cinta kami mang nggak kan bisa bersatu. Tapi, sekarang aku harus bisa menerima kenyataan ne, dia bukanlah untukku, dia tlah jadi milik orang lain. Dia g’kan pernah nemanin hari-hariku lagi, g’kan ada cerita cinta diantara kami lagi. Dia benar-benar tlah pergi.....

Cerita tinggal cerita, impian tinggal impian, semua tlah musnah. Aku g’habis pikir, kenapa secepat itu dia bisa melupakan semuanya, kenapa dia setega itu? Aku benci dia... aku benci...

Aku nggak kuat, ternyata aku g’setegar itu.

24 November 2009