Kamis, 26 November 2009

TANGISAN SANG ANAK

Ada seorang anak terjatuh sehingga menyebabkan luka yang teramat parah. Sang Ibupun bersegera mengobati luka anak tersebut dan bilang, “nggak usah nangis nak, ntar juga bakal sembuh”. Tapi sang anak tetap nangis, karna hanya dia yang dapat merasakan bagaimana rasa sakit yang dialaminya. Setelah lukanya dibalut rasa sakit itupun nggak langsung hilang total, setiap melangkah rasa pedihpun terasa, sehingga sang anakpun terpuruk dalam kesakitan itu. Butuh waktu yang lamat untuk dia bisa berlari kembali, bahkan sampai bertahun-tahun bekasnyapun mungkin nggak akan hilang di kakinya. Kejadian itu sangat tragis, dan nggak akan mungkin dilupakannya seumur hidupnya.

Tapi, dihati kecilnya masih ada rasa syukur, syukur nggak sampe cacat. Masih untung walaupun sebenarnya sangat menderita... Penyesalan terkadang hadir menyelinap andaikan dia dulu nggak ke tempat itu, andaikan dulu dia nggak maen terlalu jauh, mungkin dia g’kan jatuh.... tapi itulah takdir, mungkin dia emang tlah ditakdirkan tuk begitu, mungkin itulah jalan hidupnya, penuh cobaan dan rintangan.

Terkadang sang anak merasa lelah dengan kesendiriannya, dia sendirian dan hanya bisa memandangi teman-temannya yang bersuka ria bermain dan berlari, sedangkan dia.... G’da temannya yang mau duduk disampingnya, mereka asyik dengan permainan masing-masing, mereka g’tau bahwa sang anak kesepian, butuh tempat tuk ngobrol, berbagi, dan mencurahkan isi hati, di juga butuh perhatian dan kasih sayang....

Dalam kesendiriannya sang anak bergumam, “Aku harus kuat, aku g’boleh larut dalam keterpurukan ini”, tapi kemudian dia bergumam lirih, “tapi bagaimana aku bisa, kalau setiap langkah langkah kakiku masih terasa perih....”